[REVIEW] FILM CAPTAIN MARVEL (2019) - (Anti-spoiler)

CAPTAIN MARVEL (2019)


Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.. 


Kembali lagi bersama saya Izam Khan dalam Moviepedia. 


Kali ini saya akan membahas salah satu film dari Waralaba -nya Marvel Cinematic Universe, yaitu Captain Marvel.


CREW : 

Sutradara : Anna Boden, Ryan Fleck

Produser : Kevin Feige

Skenario : Anna Boden, Ryan Fleck, Geneva Robertson-Dworet, Jac Schaeffer

Cerita : Nicole Perlman, Joe Schrapnel, Anna Waterhouse

Berdasarkan : Carol Danvers oleh Roy Thomas dan Gene Colan

Pemeran : 

• Brie Larson

• Samuel L. Jackson

• Ben Mendelsohn

• Djimon Hounsou

• Lee Pace

• Lashana Lynch

• Gemma Chan

• Annette Bening

• Clark Gregg

• Jude Law

Musik : Pinar Toprak

Sinematografi : Ben Davis

Penyunting : Elliot Graham, Debbie Berman

Perusahaan produksi : Marvel Studios

Distributor : Walt Disney Studios Motion Pictures

Tanggal rilis : 8 Maret 2019 (Amerika Serikat)

Negara : Amerika Serikat

Bahasa : Inggris 

Anggaran : $152 juta


SINOPSIS :

Pada tahun 1995, Carol Danvers (Brie Larson), mantan pilot Angkatan Udara Amerika Serikat, berubah menjadi salah satu pahlawan terkuat galaksi dan bergabung dengan Starforce, sebuah tim elit militer Kree, sebelum kembali ke rumahnya di Bumi dengan pertanyaan baru tentang masa lalu dan identitasnya ketika Bumi terjebak di pusat konflik galaksi antara dua dunia asing.


REVIEW : 

Berlaku sebagai Prekuel sekaligus Sekuel dari MCU yang kita sama-sama ketahui telah porak-poranda di The Avengers Infinity War, Captain Marvel menjadi satu-satunya installment dengan heroin wanita dari keseluruhan Universe.

Meski sempat menuai kontroversi atas statement Brie Larson pada salah satu konferensi pers terkait dominasi jurnalis pria kulit putih pada acara serupa, yang juga sempat ditanggapi terlalu berapi-api oleh kelompok feminis SJW dan kelompok yang di singgung yang sempat meramaikan timeline Twitter dengan Balas balasan tweet panas.

Captain Marvel Sebenarnya masih terasa cukup universal bahkan sempat-sempatnya membawa isu refugee serta islamophobia, sesuatu yang sangat jarang dalam glorifikasi Disney Marvel.
Sementara itu tidak ada yang istimewa dari cara bertutur walau masih sangat nyaman diikuti dengan ploting yang tidak terburu-buru, berani mengambil resiko sejenak dengan gelaran dramatik yang cukup kental dan teramat efektif sayangnya treatment penokohan karakter Larson tersendiri terasa cukup tumpul dengan dipilihnya timeline penceritaan tertentu yang saya pikir bukanlah verse yang ingin kita kenal.
Barangkali hal tersebut dipilih untuk menghindari kesan Copas zero to hero nya Captain America : The First Avenger, namun Meskipun Larson demikian lepas memerankan karakter nya tetap saja naskahnya tidak mengizinkan dia untuk menyuntikkan bobot yang lebih kuat sebagai bintang utama di installment pertamanya ini.
Sebaliknya malah Ben Mendelsohn sebagai Talos tampil jauh lebih kuat dan karismatik yang menyuntikkan hati dan optimisme yang memang dibutuhkan film ini terkait isu refugee dan islamophobia tersebut.

Begitu juga dengan Annette Bening walau hadir dengan screen time yang teramat terbatas berhasil tampil mengesankan tanpa berusaha terlalu keras.

Nick Fury yang masih diperankan Samuel L. Jackson dengan the angine teknologi yang terbilang sempurna tampil tidak berlebihan dan efektif sebagai comic relief
Bahkan karakter kucing bernama Goose sendiri yang hadir sebagai tribute pada film Top Gun yang populer di era 90-an tampil cukup mencuri perhatian.

Gelaran aksi di film ini memang masih terbilang aman, tidak menggugah, pula sepertinya tidak berniat untuk tampil jorjoran dari aspek koreografi demi mengamini rating PG-13 yang diusung.
Walau adegan Laga yang ada di dalam gerbong kereta terasa cukup menyenangkan dan terasa kontras dengan setting 90-an yang dipilih.

Begitu juga dengan Visual effect tidak tampak ada pembaharuan dan sudah pernah kita lihat di film-film superhero lainnya, hanya saja departemen visual Captain Marvel Terasa cukup istimewa di beberapa bagian, terutama sequence opening serta montage flashback yang sayangnya tidak diizinkan untuk tampil lebih dari yang seharusnya.

Overall lagi-lagi sebagai penyambung Infinity War dan Endgame, setelah sekuel Ant-man tahun lalu tidak banyak progres berarti yang kita lihat di after credits scene Captain Marvel.
Film ini bahkan terasa cukup mengendurkan tensi MCU yang barangkali disengaja sebagai intermezzo sebelum perang besar-besaran yang akan kita saksikan di Endgame bulan depan.
Captain Marvel berakhir "penting gak penting" tapi sebagai hiburan dia cukup bekerja dengan baik.
Walau setting 90-an urung dimanfaatkan dengan optimal, meski bagi generasi yang tumbuh di era tersebut akan tetap terasa istimewa dengan deretan soundtrack yang hadir.
Boleh setuju, boleh tidak..


RATING :

8/10


BERIKUT TRAILERNMARVEL

TRAILER FILM CAPTAIN MARVEL


Demikian ulasan film dari saya, pribadi saya ucapkan terimakasih dan mohon maaf bila ada salah kata.

BIJAKLAH DALAM MEMILIH TONTONAN 


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

HIDUP ADALAH FILM TERBAIK 🎬

Komentar

Postingan populer dari blog ini

to anyone who went through hardships and at a crossroads in this confusing life..

[REVIEW] FILM HOMESTAY (2019)

[REVIEW] FILM MUHAMMAD : The Messenger of God (2015) (Anti-Spoiler)