[REVIEW] FILM SUNYI (2019)

Sunyi (2019)


Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.. 

Kembali lagi bersama saya Izam Khan dalam Moviepedia. 

Hari ini kita akan membahas film adaptasi dari korea 'Whispering Corridors'. 

Oke langsung saja.


CREDITS :

SutradaraAwi Suryadi
ProduserManoj Punjabi
BerdasarkanWhispering Corridors
PemeranAngga Aldi Yunanda
Amanda Rawles
Teuku Rizki
Naomi Paulinda
MusikPuti Chitara, Sunyi
Perusahaan
produksi
Distributor
Tanggal rilis
Bendera Indonesia 11 April 2019
NegaraBendera Indonesia Indonesia
BahasaBahasa Indonesia


SINOPSIS :

Alex (Angga Yunanda), seorang anak laki-laki yang baru saja masuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia bertemu dengan teman barunya, Maggie (Amanda Rawles)

Namun ternyata masa-masa SMA tidak seindah yang dibayangkan. Alex sering ditindas oleh senior-seniornya, hingga suatu hari terjadi kejadian aneh di sekolah tersebut.


REVIEW :

Bolehlah dibilang bahwa sejak 'Badut' hingga 'Asih', Awi Suryadi hanya Tengah berlatih dan memperkaya referensi yang akhirnya ia tumpahkan ke film horor keempatnya ini.


'Sunyi' yang merupakan adaptasi bebas dari 'Whispering Corridors' horor klasik Korea Selatan yang merupakan bagian dari Canon Tartan Asia Extreme, dirilis pertama kali tahun 1998 dan sejak itu 'Whispering Corridors' setelah melahirkan 5 serial film. 


Kehadirannya selain membangkitkan genre tersebut dalam perfilman mereka, sebelum kehadiran 3 sutradara generasi baru yang merubah wajah perfilman Korea Selatan secara keseluruhan, juga penting kehadirannya dalam mengkritisi sistem pendidikan Korea saat itu yang menghalalkan physical abuse.


Sementara 'Sunyi' versi Awi Suryadi menangkap dengan cermat tradisi senioritas di awal dekade 2000-an yang sebenarnya sangat tepat perilisannya ketika mencuatnya kasus pengeroyokan Audrey di Pontianak, kembali menyeret isu bullying terhadap perbincangan Nasional.


Sebagai horor, 'Sunyi' hadir dengan tempo lambat yang santai, namun cukup nyaman diikuti sebagai usaha pembangunan jajaran karakter yang terbilang mulus.


Dipimpin oleh Angga Yunanda yang baru beberapa bulan lalu cukup membuat saya terkesan dengan performanya di 'Tabu'.


Langkah Suryadi sendiri untuk lepas dari rekan penulisnya di seri 'Danur' : Lele Laila terbilang tepat. Sebagai gantinya ia menulis 'Sunyi' bersama Agasyah Karim, dan Khalid Kashogi.

Dengan performa naskah yang terbilang rapi dan berani mengambil haluan yang berbeda dengan film original nya. 


Sebagaimana yang kita lihat di 'Maddah' dalam adegan Ivanna dan cermin, serta adegan lemari di 'Asih', Suryadi kerap menghadirkan deretan jump scare kreatif dalam film-filmnya sebelum ini. Di film 'Sunyi' ia lebih mengedepankan horor atmosferik yang sesekali dibumbui jump scare yang beberapa sudah tidak lagi baru, walau satu momen di awal harus diakui cukup mengesankan. 


Semua itu ditopang oleh kehadiran scoring bernuansa elektro yang sangat iconic, dan sering kali berhasil membangun atensi hingga Puncak, yang kualitasnya boleh jadi melebihi kualitas film 'Sunyi' ini sendiri. 


Serta sangat diuntungkan oleh setting bernuansa klasik yang menurut pengakuan Suryadi merupakan gedung yayasan yang berlokasi di Cibinong, yang pada akhinya membuat Cinematography film ini sendiri terasa sangat kuat dan berhasil memberikan tekstur dan lanskap horor yang dibutuhkan. 


Beberapa aspek yang cukup mengganggu adalah penokohan Trio bullying yang terasa kurang sangar dan kurang padat, sehingga efek yang seharusnya hadir terasa kurang maksimal karena ketiganya juga tidak diberikan pedalaman yang cukup. 


Chemistry Amanda Rawles dan Angga Yunanda yang tumbuh cukup lamban sehingga seringkali terasa dingin di saat seharusnya kita merasakan kontras yang hangat sebagaimana yang diharapkan dari aspek Romansa keduanya. 


Serta pilihan naskahnya yang Barangkali memang sengaja untuk tampil jauh lebih santai dan lebih sopan di saat seharusnya ia memanfaatkan momentum yang sudah terbangun dengan cukup baik untuk mengakhiri semuanya dengan lebih bombastis, serta menjadikan elemen bullying dan senioritas menjadi jauh lebih mentah dan lebih horor.


Diatas segalanya, Apa yang membuat film ini pada akhirnya berhasil adalah keseluruhan presentasi yang sangat segar dan sama sekali baru dari filmografi seorang Awi Suryadi, terutama aspek sinematografi dan music scoring yang sangat kuat, namun tidak mendominasi dan mematikan elemen lain.


Meski masih hadir dengan beberapa minor, namun sepanjang tahun 2019 ini 'Sunyi' adalah film horor Indonesia terbaik pertama yang akan mengesankan banyak orang dan menuai banyak pujian.. 

Boleh Setuju, Boleh Tidak.. 



RATING :

8/10


TRAILER :

Trailer Sunyi


Demikian ulasan film dari saya, pribadi saya ucapkan terimakasih dan mohon maaf bila ada salah kata.
Silahkan tinggalkan komentar, kritik dan saran di kolom komentar, bagikan kepada orang-orang yang sekiranya membutuhkan informasi semacam ini.


BIJAKLAH DALAM MEMILIH TONTONAN 


Jumpa lagi di review film selanjutnya,
Saya Ucapkan Terimakasih,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..


HIDUP ADALAH FILM TERBAIK 🎬

Komentar

Postingan populer dari blog ini

to anyone who went through hardships and at a crossroads in this confusing life..

[REVIEW] FILM HOMESTAY (2019)

[REVIEW] FILM MUHAMMAD : The Messenger of God (2015) (Anti-Spoiler)